#007: Idar-Ider

Keliling tidak jelas juntrungnya, tidak karuan, tanpa maksud tertentu.

Mungkin berakar dari edar, lalu diulangi untuk menunjukkan proses berulang-ulang (yang senada: bolak-balik, ketawa-ketiwi).

Kemungkinan pemakaian besar, sebab zaman sekarang, idar-ider sudah lebih mudah dilakukan. Dulu orang bisa manyun seharian di rumah jika tidak punya uang. Sekarang, ratusan mal siap diidar-ideri gratis sampai kaki pengkor kalau mau.

#006: Gape

Gape juga bahasa gaul yang belum (sempat) masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Padalah pemakaiannya sehari-hari lumayan sering lho. Orang yang gape adalah orang yang piawai atau cakap dalam sesuatu urusan. Ungkapan yang paling umum adalah “gape banget” yang berarti kecakapannya jauh di atas rata-rata.

Ungkapan lainnya berpola: jenis kecakapan + gape. Misalnya: pukulannya gape, sudah tendangannya gape, gocekannya maut pula.

#005: Meper

Ini juga sebuah kata yatim-piatu, tidak diakui di kamus, namun dipakai sehari-hari.

Meper dibaca sama dengan cara kita membaca mepet. Dan maknanya memiliki kemiripan nuansa atau memper-memper dengan makna mepet. Meper adalah mengelapkan tangan kita yang terkena sesuatu yang dianggap kotor atau menjijikkan ke, biasanya, baju orang lain. Ini sering kali dilakukan diam-diam; siapalah yang berani menggosokkan barang kotor terang-terangan.

Masa kecil saya dulu, meper paling sering dilakukan saat bersepakbola. Ketika berebut bola, sambil berupaya menguasai bola, pemain dapat memeperkan tangannya yang berkeringat ke baju lawannya.

Sasaran meper favorit lainnya adalah tembok, tiang, daun, dan rumput. Karena harus dilakukan diam-diam, orang yang ingin meper harus mepet ke sasaran. Yang pasti, tolong jangan meper ke layar komputer Anda. Rugi sendiri nanti, tidak bisa baca blog si pulung berikutnya.

Tetapi, gunakanlah meper dalam lisan dan tulisan, agar kata ini tidak terkubur oleh zaman.

^\takzim si pulung/^

#004: Getap

Getap sudah ada dalam KBBI edisi IV, namun tidak ada dalam KBBI edisi III. Sayangnya, getap di kamus tidak menangkap makna getap dalam bahasa Betawi. Di kamus, getap dimaknai dengan pecah atau kerkah.

Getap bahasa Betawi bermakna suka atau tergila-gila kepada sesuatu, utamanya makanan atau kebiasaan. Getap banget bermakna sangat suka atau cenderung. Kalau itu makanan, maka cara menyantapnya akan disebut dengan lahap. “Si Doel getap banget ama biji beton” berarti si Doel ini penggemar berat biji nangka rebus.

Getap bisa menjadi sinonim gandrung; khususnya jika yang dimaksudkan bukan asmara.

Saya sendiri getap banget dengan hal-hal seputar bahasa. Anda getap dengan apa?

^\takzim si pulung/^

#003: Longkap

Kata apa pula ini? Kok, tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia?

Justru, bagi saya, yang mengherankan adalah mengapa kata ini belum juga masuk ke rajanya kamus Indonesia itu. Padahal, saya sudah kenal sejak puluhan tahun silam.

Melongkap bermakna melewati. Misalkan ada 10 soal matematika, melongkap soal ganjil berarti kita hanya mengerjakan soal-soal bernomor 2, 4, 6, 8, dan 10, alias nomor genap.

Di dunia komputer, ini padanan yang baik untuk skip, yang biasanya diterjemahkan menjadi “loncat” atau “lompat”, padahal definisi kamus mengatakan bahwa kedua kerja itu hanya dilakukan mahluk berkaki.

#002: Wewara, Wara

Menurut KBBI,

wa·ra, wa·ra-wa·ra kl n pengumuman; pemberitahuan;
we·wa·ra n pengumuman

Kalau begitu, tepat benar istilah ini digunakan untuk menggantikan kata benda bentukan dari kata kerja (pengumuman, pemberitahuan).

Contoh pemakaian sebagai padanan notification:

Wara sistem merupakan sarana menyampaikan status jalannya sistem. Sistem sudah mewara pengguna mengenai lamanya proses. Sistem sudah mewarakan masalah ini sejak awal dihidupkan. Pengguna yang baik pastilah memperhatikan wewara itu.

Beberapa hal yang dapat diraih dengan wara: (a) kata benda murni; (b) lebih pendek daripada kata kerja bentukan pengumuman/pemberitahuan.

Semoga mengilhami.

^\takzim si pulung/^

#001: Mulut Ember & Mulut Nato

Nah, nah. Anda tidak bisa menjaga rahasia?!  Siap-siap disebut mulut ember. Selidik punya selidik, ternyata tidak dikenal mulut ember dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi IV/2008).  Yang tersedia adalah: mulut bocor, tepatnya lagi: bocor mulut.

Jadi, tidak jauh-jauh amat, walaupun untuk bocor, ember perlu dilubangi.

Dari KBBI, ada juga istilah mulut rambang, tetapi ini tampaknya lebih mengarah kepada banyak cakap. Atau malah banyak cakap sedikit kerja alias mulut nato.

Selamat datang!

Selamat datang di blognya pemulung kata; tempat kata-kata lama mengalami daur ulang lewat pemulungan yang dilakukan di berbagai penjuru web, atau kata-kata baru diperkenalkan, juga dengan “merekondisi” kata-kata lama.

Saat ini, pulungkata masih merumuskan visi dan misinya, yang sudah ada, namun masih kabur. Kami terus akan membentuk, menyesuaikan, dan menyelaraskan blog ini; mencoba menjadikannya blog bermanfaat lewat menyegarkan yang usang, melantangkan yang gilang.

^\takzim si pulung/^